Comments

______________________________________________________________________________
Latest Post

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam?

Written By Yang kai on Minggu, 18 Desember 2016 | 05.45

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik


Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid
Pertanyaan:
Saya memohon nasehat Anda tentang bagaimana cara meningkatkan akhlaq dan cara mengasuh anak-anak saya agar memiliki akhlaq yang baik. Saya mendengar banyak nasehat dari para ulama bahwa anak-anak seharusnya tinggal dan belajar di bawah bimbingan ulama selama beberapa waktu agar bisa mempelajari akhlaq yang baik. Saat ini saya sangat khawatir terhadap akhlaq anak-anak saya karena kami tinggal di lingkungan yang buruk, dan akhlaq masyarakat di lingkungan kami sangat rendah, yang mana tidak menunjang peningkatan akhlaq yang baik. Saya belum lama masuk Islam, sehingga saya tidak memiliki ilmu yang cukup untuk meningkatkan akhlaq saya ataupun anak-anak saya. Mereka sangat suka menonton TV dan bergaul dengan kerabat-kerabat dan teman-teman yang menularkan akhlaq-akhlaq yang jelek. Sampai-sampai, meskipun kami selalu berupaya mengajari mereka akhlaq yang baik, namun contoh jelek dari masyarakat dan teman-temannya lebih berpengaruh kepada mereka. Saya bingung  apakah saya harus terus berusaha untuk tetap sabar dan mengingatkan mereka dengan lembut, atau saya harus bersikap keras untuk mengajari mereka akhlaq yang baik.
Jawaban:
Segala puji bagi Allah. Kami mengucapkan selamat kepada Anda untuk nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada Anda berupa hidayah untuk masuk Islam, dan kami memohon kepada Allah Ta’alaa agar meneguhkan kami dan Anda dalam mengikuti agama ini sampai kita bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha kepada kita. Kami juga mengucapkan selamat kepada Anda kerena semangat Anda dalam memberikan anak-anak Anda pendidikan yang baik.
Kemudian jawaban dari pertanyaan Anda, kami menunjukkan beberapa hal penting dengan harapan dapat membantu Anda, dengan taufik Allah Ta’alaa, untuk mencapai apa yang Anda inginkan.
Pertama:
Kami harus mengingatkan Anda bahwa, umumnya, akhlaq yang jelek itu sesuai dengan syahwat dan hawa nafsu seseorang; sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa perlu disuruh atau susah-susah. Sebaliknya, akhlaq yang baik itu membutuhkan latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat, yang merusak dan merugikan jiwa. Akhlaq yang baik berarti mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan.
Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan jiwanya akan membenci apa pun yang bertentangan dengan akhlaq yang baik. Sehingga anak akan menerima akhlaq yang baik, dan mencintai akhlak tersebut. Cinta tidak dapat ditanamkan dengan cara kekerasan; melainkan membutuhkan hal-hal berikut:

1. Kelembutan

Terdapat sejumlah hadits Nabi yang mengajarkan kita untuk menggunakan kelembutan saat berinteraksi dengan orang lain, seperti berikut:
عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ رواه البخاري6024
“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024).
وروى مسلم (2592) عَنْ جَرِيرٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ
“Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.’”
وعَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شيء إِلاَّ زَانَهُ ، وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شيء إِلاَّ شَانَهُ ) رواه مسلم (2594
Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata, ‘Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan diambil dari sesuatu, pasti merusaknya.’”
وعَنْ عَائِشَةَ : أَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًاأَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ. رواه الإمام أحمد في مسنده (24427) ، وصححه الألباني في ” صحيح الجامع الصغير ” رقم (303)
“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai beliau bahwa dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303)).
Di antara tabiat anak-anak adalah mereka mencintai orang tua yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, dan yang perhatian kepada mereka, sebisa mungkin tanpa teriak dan amarah; bahkan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Anak usia dini membutuhkan hiburan dan permainan; sebagaimana juga usia dini adalah usia yang tepat untuk menanamkan adab-adab dan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, orang tua harus mampu menyeimbangkan antara keduanya.
Saat anak-anak mencintai orang tua yang penuh kelembutan, maka cintanya ini akan memotivasi mereka dengan kuat untuk menaati orang tuanya. Sebaliknya, tidak adanya kelembutan pada orang tua, bahkan adanya kekerasan, akan menyebabkan anak menjauh, yang pada gilirannya akan menyebabkan keras kepala dan ketidaktaatan, atau menyebabkan ketakutan yang akan menumbuhkan sifat dusta dan tipu daya pada diri anak kepada orang tua.

2. Kelembutan tidak berarti meniadakan hukuman pada saat diperlukan.

Namun, perlu dicatat bahwa hukuman, ketika membesarkan anak-anak, harus digunakan secara bijak. Tidak benar jika anak selalu dihukum untuk setiap pelanggaran yang dilakukan. Hukuman diterapkan saat kelembutan tidak lagi berpengaruh, dan ketika nasehat, perintah dan larangan telah diabaikan.
Kemudian, hukuman juga harus memberikan manfaat. Misalnya, Anda memiliki masalah pada kebiasaan anak-anak Anda menghabiskan waktu yang lama di depan televisi, maka Anda dapat membatasi program yang mereka tonton, yakni yang bermanfaat dan tidak membahayakan secara umum, dan bebas dari perkara mungkar sebisa mungkin. Jika mereka melampaui waktu tonton yang telah ditentukan, Anda dapat menghukum mereka dengan melarang mereka menonton televisi selama satu hari penuh. Suatu ketika mereka melanggar lagi, maka Anda dapat melarang mereka dari menonton televisi untuk jangka waktu yang lebih lama, sesuai dengan tujuan kebaikan yang hendak digapai dan manfaat dalam pendidikan adab dan budi pekerti.

3. Memberikan contoh yang baik.

Orang tua harus memiliki akhlaq yang baik terlebih dahulu, sebelum mengajari anaknya berakhlaq baik. Sebagai contoh, tidak tepat jika seorang ayah melarang anaknya merokok padahal dia sendiri merokok.
Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya, “Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan anak-anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang jelek di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272).

4. Menerapkan lingkungan yang baik.

Lingkungan yang baik adalah lingkungan di mana perbuatan baik dipuji dan pelakunya dimuliakan, sedangkan perbuatan buruk dan pelakunya dicela. Saat ini, lingkungan seperti ini sangat jarang kita temui. Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara fisik, psikologis dan finansial, insyaAllah kita mampu untuk membuatnya.
Misalnya, jika terdapat sebuah keluarga muslim yang tinggal di lingkungan di mana tidak ada keluarga muslim lainnya, keluarga ini harus berusaha keras untuk pindah ke lingkungan atau kota di mana terdapat banyak muslim, atau lingkungan di mana terdapat masjid atau pusat kegiatan Islam yang aktif dalam menjalankan program-program untuk anak-anak muslim.
Contoh lain, jika seorang anak tertarik dalam olahraga tertentu atau aktivitas lainnya, orang tua bisa mencarikan klub olahraga atau organisasi serupa yang cocok, yang dikelola oleh muslim yang berkomitmen pada syariat Islam, yang diikuti oleh keluarga-keluarga muslim yang bersemangat untuk memberikan anak-anak mereka pendidikan yang baik dalam seluruh perkara. Interaksi satu sama lain sangat memberikan pengaruh besar, seperti yang Anda katakana. Sehingga, cobalah untuk mengurangi efek negatif yang Anda lihat sebagai hasil dari interaksi tersebut, dengan mengatur interaksi yang positif dengan keluarga muslim.
Jika orang tua mampu mengeluarkan uang untuk pakaian bagus, makanan lezat, dan rumah yang nyaman, mereka juga harus bersedia mengeluarkan uangnya dalam usaha untuk memperoleh akhlaq yang baik, dengan mengharap pahala dari Allah Ta’alaa dengan hal tersebut.
Kedua:
Wajib bagi Anda untuk senantiasa memanjatkan doa tanpa henti, terutama pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sepertiga malam terakhir, saat sujud, dan pada hari Jumat. Perbanyaklah meminta kepada-Nya agar menjadikan anak-anak Anda menjadi anak-anak yang shalih dan agar membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang shalih. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا الفرقان ( 74)
Dan (hamba-hamba Ar Rahman adalah) mereka yang mengatakan:” Ya Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami, istri-istri dan keturunan kami yang akan menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Furqaan 25:74).
Syaikh ‘Abd ar-Rahman as-Sa’di, semoga Allah merahmatinya, berkata, “penyejuk mata” artinya sumber kebahagian bagi kami.
Jika kita mempelajari karakteristik dari mereka (yang memanjatkan doa ini), kita akan ketahui bahwa di antara indikasi kuatnya kehendak baik dan tingginya martabat mereka adalah mereka tidak akan bahagia sampai mereka melihat istri dan keturunan mereka menaati Tuhan mereka, berilmu dan mengamalkan ilmunya. Dan doa untuk keshalihan istri dan anak-anak juga merupakan doa untuk diri mereka sendiri, karena manfaatnya akan kembali kepada mereka juga. Oleh karena itu, mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk karunia (Allah) kepada mereka. Mereka berkata “Anugerahkan kepada kami”, bahkan sebenarnya doa mereka tidak hanya membawa manfaat untuk mereka, namun juga bagi semua umat Islam, karena keshalihan satu orang akan menyebabkan shalihnya orang-orang di sekelilingnya, dan akan memberikan manfaat bagi mereka” (Taisiirul kariimil mannaan fi tafsiri kalaamir rahmaan, 587).
Kami menganjurkan bagi Anda untuk menelaah fatwa penting no. 4237 dan 10016.
Dan Allah Maha Mengetahui.
***
Penerjemah: Adid Adep Dwiatmoko
Artikel Muslimah.or.id

Sebab-Sebab Anak Durhaka

Banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan kedurhakaan kepada orang tuanya, di antaranya poin-poin berikut ini


Sebab-sebab Anak Durhaka
Banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan kedurhakaan kepada orang tuanya, di antaranya:
1. Kebodohan
Kebodohan adalah penyakit yang mematikan, dan orang bodoh adalah musuh bagi dirinya sendiri. Apabila seseorang tidak mengetahui akibat dari kedurhakaan dan hasil yang diperoleh dari berbakti kepada kedua orang tua, baik secara langsung ataupun tidak langsung, maka hal itu akan membawa seseorang kepada kedurhakaan dan memalingkan dari berbakti.
2. Pendidikan Buruk
Orang tua yang tidak mendidik anak-anaknya agar bertakwa, berbakti, menyambung silaturrahim, dan mencari kemuliaan, maka hal itu akan membawa mereka kepada sikap membangkang dan durhaka.
3. Adanya pertentangan
Kedua orang tua mengajarkan sesuatu kepada anak-anaknya, akan tetapi keduanya tidak mengamalkan apa yang telah mereka ajarkan, bahkan terkadang keduanya melakukan hal yang bertentangan dengan hal itu. Perkara ini akan memancing sang anak untuk melakukan pembangkangan dan kedurhakaan.
4. Memperlakukan anak-anak secara buruk
Perbuatan inilah yang akan merusak anak-anak dan menjadikan mereka berbuat durhaka. Begitu juga hal itu akan menjatuhkan martabat orang tua dan melemahkan pengaruh keduanya dalam mendidik anak.
5. Kedurhakaan orang tua kepada ibu-bapaknya
Hal ini merupakan salah satu sebab terjadinya kedurhakaan kepada orang tua. Apabila orang tua durhaka kepada ibu-bapaknya (kakek dan nenek sang anak –ed), niscaya keduanya akan dihukum dengan kedurhakaan anak-anak mereka kepadanya. Hal ini sering terjadi karena dua faktor:
  1. Karena anak-anak akan meniru orang tuanya dalam berbuat durhaka
  2. Balasan diberikan sesuai dengan jenis amalannya.
6. Minimnya ketakwaan kepada Allah tatkala terjadi perceraian
Ada sebagian orang tua apabila mengalami perceraian, maka keduanya tidak bertakwa kepada Allah Ta’ala, sehingga perceraian antara keduanya pun terjadi dengan cara tidak baik.
Akan tetapi, yang Anda temui, bahwa masing-masing dari keduanya (bapak-ibu, -ed) akan menjelek-jelekan satu sama lain di hadapan anak-anaknya. Jika anak-anak pergi menemui sang ibu, maka sang ibu akan menyebutkan keburukan ayahnya, lalu mulailah dia mengajak untuk membenci dan menjauhi ayahnya. Begitu juga jika sang anak-anak pergi menemui sang ayah, maka sang ayah akan berbuat sebagaimana apa yang diperbuat ibunya.
Akibatnya, anak-anak akan durhaka kepada kedua orang tuanya. Penyebabnya adalah kedua orang tua itu sendiri, sebagaimana apa yang dikatakan oleh Abu Dzuab Al-Hadzli:
 Janganlah engkau marah terhadap suatu perbuatan yang engkau juga ikut melakukannya,
Sesungguhnya orang yang layak mendapatkan keridhaan adalah orang yang mengamalkan sunnah.
Diketik ulang dari buku “Relakah Anakmu Durhaka?” karya Hamad Hasan dan Muhammad bin Ibrahim

Berlian dalam Tumpukan Jerami


Agama merupakan benteng kokoh yang mampu menghindarkan seorang mukmin dari perilaku penyimpangan yang dimurkai Allah



Apa yang ada di benak pembaca sekalian, jika diminta mengira-ngir, tentang apa yang dilakukan seorang anak atau remaja ketika tengah “online” di warnet ? Refreshing, main game, atau chatting barangkali ?
Seorang praktisi pendidikan dan pengelola home schooling di Yogyakarta pernah mengungkapkan keterkejutannya yang luar biasa saat pengelola sebuah warnet membuka rahasia besar, banyak ditemukan sperma berceceran di warnetnya. Timbul kecurigaan, sedahsyat apa tontonan yang mereka nikmati hingga hasrat seks seorang remaja memuncak, “matang” sebelum saatnya.
Generasi muda ibarat berlian yang bersinar penuh keindahan dan kekuatan. Dia begitu berbahaya tiada terkira, jika terarahkan dengan baik. Apa kiranya yang terjadi ketika berlian-berlian itu tergeletak begitu saja diatas tumpukan jerami ?!
Kita tidak tahu bagaimana perjalanan mereka 20 atau 30 tahun mendatang, mengingat saat ini gelombang fitnah ahli zaman telah merasuki semua sisi kehidupan. Dan problema besar di dunia, diantaranya adalah persoalan yang berkaitan dengan seksualitas.

Perlukah Pendidikan Seks ?
Informasi tak bertanggung jawab baik dari media massa  atau elektronik seputar seks begitu mudah ditemukan; pornografi, kehamilan diluar nikah, seks bebas, pelecehan seksualitas hingga virus HIV/ AIDS  merupakan suatu hal yag membuat banyak kalangan prihatin. Separah itukah moralitas para remaja bahkan anak-anak hingga mereka menganggap semua perilaku amoral itu sebagai kewajaran, bukan aib?
Mereka begitu familiar dengan istilah-istilah love, seks atau dating. Parahnya lagi tanpa pemahaman agama Islam yang kokoh hingga dengan mudahnya mereka terpengaruh. Provokasi dari berbagai media yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi pernah menyatakan bahwa anak-anak perlu mendapatkan pendidikan seksual sejak dini yang disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak, hal ini sangat penting sekali di tengah-tengah adanya orang-orang tak bertanggung jawab yang mengincar anak-anak di sekeliling mereka.

Seks dalam Koridor Islam
Islam secara bijak dan santun memaparkan tahapan-tahapan yang bagus agar sejak dini anak membiasakan berperilaku lurus sesuai fitrahnya. Perlunya pemahaman kepada anak secara konkrit, seperti, “Mas itu laki-laki, harus berpakaian model laki-laki dan adik itu wanita berbeda dengan laki-laki , model pakaiannya berbeda, dan pakai anting-anting!”.
Semenjak kecil, sang anak mulai diperkenalkan adab-adab Islam  berkaitan dengan menutup aurat, menjaga pandangan dan meminta izin jika memasuki kamar orang tuanya sebagaimana dalam Al-Qur’an surat An-Nur : 58 yang menjelaskan bahwa anak yang belum baligh diperintahkan untuk meminta izin dalam 3 waktu, yaitu sebelum shalat subuh, ditengah hari dan sesudah sholat Isya’. Ketika usia baligh maka izin dilakukan disetiap waktu ( Q.S. An-Nur 59 ).
Selain itu memisahkan tempat tidur saat berusia 10 tahun sebagai antisipasi timbulnya syahwat.
Dan kewajiban orang tua adalah menjelaskan tanda-tanda  seorang anak telah baligh, menghindarkan mereka dari media dan teman yang buruk akhlaknya. Mengusahakan agar terhindar dari ikhtilat bercampur baur dengan lawan jenis seperti saat bermain, atau bersekolah.
Ketika menjelang baligh atau bahkan telah sampai masa pubertas penanaman nilai-nilai Islam harus lebih intensif  libatkan mereka dalam kajian fiqih seperti tata cara wudhu, tata cara mandi, maupun tata cara bersuci. Persoalan hubungan suami istri baru dijelaskan secara lebih intensif ketika menjelang pernikahan saat secara emosi dan spiritual telah matang.
Dengan dasar pemahaman agama yang kokoh berdasarkan Kitabullah dan As-Sunnah, kemudian pengawasan maupun komunikasi yang harmonis antara anak dengan orang tua, diharapkan anak akan mendapatkan tarbiyatul jinsiyah (pendidikan jasmani) yang lebih Islami, selaras dengan perkembangan usia hingga ketika memasuki gerbang pernikahan ia telah memiliki bekal yang cukup dan diharapkan rumah tangganya akan sakinah, mawaddah dan penuh rahmat-Nya.
Dan agama merupakan benteng kokoh yang mampu menghindarkan seorang mukmin dari perilaku penyimpangan yang dimurkai Allah, seperti pacaran, kehamilan diluar nikah, homoseksualitas,, lesbianisme, dan lain sebagainya.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah
Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Referensi : islamqa.com

TIdur Sehat Berkualitas


Berikut beberapa tips agar tidur menjadi berkualitas :
  1. Tidurlah sebanyak mungkin yang diperlukan oleh tubuh untuk istirahat, setelah itu bangun (jangan terlalu banyak tidur).
  2. Usahakan tidur secara teratur berdasarkan jadwal tertentu.
  3. Jangan memaksakan diri untuk tidur, jika tidak diperlukan.
  4. Jangan tidur siang terlalu lama, batasi 30 sampai 45 menit.
  5. Jangan minum minuman berkafein pada pagi atau sore hari.
  6. Jangan minum alkohol sbeleum tidur.
  7. Jangan merokok, khususnya pada malam hari.
  8. Jangan tidur dalam keadaan lapar.
  9. Hilangkan stress dan kecemasan sebelum tidur.
  10. Olahraga dengan teratur, tapi jangan lakukan 4-5 jam sebelum tidur.
  11. Gunakan tempat tidur/kasur yang paling nyaman.
  12. Buatlah suasana kamar yang kondusif untuk tidur (bersih, tanpa suara, sejuk, dan tidak terlalu terang).
  13. Jangan menggunakan kamar tidur untuk tempat bekerja.
  14. Jangan tidur sambil menontotn TV atau mendengarkan lagu.
Sumber : Poli Gangguan Tidur RSUP Dr.Sardjito
Semoga bermanfaat.

Bolehkan Dokter Wanita Jaga Malam


Pertanyaan :

Apakah haram seorang dokter wanita bermalam di rumah sakit untuk piket malam?

Jawab :

Tidak masalah seorang dokter wanita bekerja di rumah sakit, atau bermalam di rumah sakit apabila kondisi mendesak menuntut untuk itu. Bahkan hal itu merupakan tuntutan syar’i agar dokter wanita bisa menangani dan memperhatikan pasien-pasien wanita di rumah sakit. Seorang wanita yang berprofesi sebagai dokter harus menjauhi ikhtilat (campur baur) dengan laki-laki dan dia tidak boleh berduaan dengan laki-laki lain selain suami atau mahramnya. Dia juga harus mengenakan jilbab syar’i ketika keluar dari rumahnya menuju rumah sakit, dan janganlah dia keluar rumah memakai wangi-wangian.

[Majelis Fatwa, IslamWeb]
Sumber            :  Al-Ajwibatun Nafi’ah Lil ‘Amiliin fil Majaalit Thibbi
Penulis             : Ibrahim Ismail Ghanim (Abu Abdirrahman)
Penerjemah      : dr. Supriadi

Dzikir Pelindung Berbagai Penyakit


Bismillah, wash sholaatu was salamu ‘ala rasulillaah.
Sebagai insan beriman, dalam mencapai berbagai tujuan kita diajari untuk melakukan usaha secara dhahir dan bathin. Termasuk dalam usaha menjaga kesehatan, ikhtiar kita pun ada yang dhahir dan bathin. Ikhtiar dhahir di antaranya mencukupi kebutuhan gizi, mempraktekkan pola hidup sehat, dan menghindari berbagai sumber penyakit. Adapun usaha bathin, tentu kita berdoa dan membaca wirid untuk meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala.Salah satu wirid yang dapat kita amalkan untuk mendapat fadhilah kesehatan ialah membaca surat Al-Falaq.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 1-5).
Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi dalam kitab Aysarut Tafasir mengemukakan bahwa ayat kedua surat ini berisi permohonan perlindungan: dari segala sesuatu yang diciptakan Allah Ta’ala berupa makhluk yang mukallaf seperti manusia dan yang tidak mukallaf seperti hewan-hewan, benda mati. Jadi maknanya ialah dari keburukan seluruh makhluk yang menjadi sebab datangnya keburukan.
Dengan demikian, membaca surat ini dengan niat berlindung kepada Allah merupakan salah satu usaha untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menghasung kita untuk rutin membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
 وعن عبد الله بن خبيب بضم الخاء المعجمة رضي الله عنه قال قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم اقرأ قل هو الله أحد والمعوذتين حين تمسي وحين تصبح ثلاث مرات تكفيك من كل شيء رواه
أبو داود والترمذي وقال حديث حسن صحيح
Dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku, “Bacalah Qul huwallahu ahad dan al-mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) pada waktu sore dan pagi tiga kali. Niscaya akan mencukupimu dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits hasan shahih).

Penulis : Afif A Firdaus, S.Ked
Murajaah : dr. Raehanul Bahraen

Sumber : Kesehatanmuslim.com

Obat Kuat Pemuda


Kok pemuda butuh obat kuat sih?
Apa pemuda-pemudi ini lemah ataukah melemah?
Haruskah pakai obat kuat??
Atau sudah terlalu banyak yang membuat pemuda kita jadi lemah?

Ternyata pemuda jadi perhatian semua kalangan, baik akademisi, negarawan, budayawan  bahkan pemain politik. Jika menilik sejarah, maka beberapa kejadian tidak lepas dari peran pemuda misalnya:
-kemerdekaan RI yang diberitakan, desakan dari para pemuda
-reformasi 1998 peran dari para mahasiswa sampai ada korban
-perang uhud karena ada peran para pemuda saat itu
-dan lain-lain

Dalam agama Islam jelas, pemuda sangat diperhatikan dan sangat ditekankan pendidikannya
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata ,
والشباب في أي أمة من الأمم ، هم العمود الفقري الذي يشكل عنصر الحركة والحيوية إذ لديهم الطاقة المنتجة ، والعطاء المتجدد ، ولم تنهض أمة من الأمم غالبا إلا على أكتاف شبابها الواعي وحماسته المتجددة .
“Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggungyang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan tidak akan bangkit suatu umat umumnya  kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda  yang punya kepedulian dan semangat menggelora.”[1]

Masa muda dipertanggungjwabakan dihari kiamat kelak
Karena sangat penting, maka masa muda adalah salah satu yang akan ditanya oleh Allah dan kita pertanggng jawabkan dihadapan Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”[2]

Pujian bagi pemuda yang tumbuh dalam naungan Islam
Sangat luar biasa jika seorang pemuda dengan berbagai macam godaan dunia mereka tetap teguh beragama dan istiqamah. Padahal pemuda masih cenderung terhadap dunia serta memiliki kemampuan dan semangat untuk meraihnya. Oleh karena itu pemuda seperti ini mendapat naungan Allah dihari yang sangat susah di hari kiamat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ
Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[3]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah[4]
Maksudnya adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya, dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Yang membuat pemuda menjadi “lemah”
1.Kurang Kegiatan Positif Dan Banyak Waktu Luang
Ketika pemuda mengalami kekosongan waktu (kosong dari kegiatan positif), maka mereka mulai mulai mencari-cari kegiatan atau mengisinya dengan kegiatan yang paling minimal sia-sia dan kurang bermanfaat seperti nongkrong-nongkrong tidak jelas. Belum lagi ada yang merasa kurang perhatian baik dari keluarga dan temannya, maka ia akan melakukan hal-hal yang aneh, ajaib bahkan vulgar agar tetap eksis. Misalnya balap-balapan di jalan raya, membuat kerusuhan di sekolah bersma gengnya bahkan membuat video tidak layak dengan geng atau pasangan tidak halalnya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”[5]
Inilah kaidah kehidupan, bahwa jika kita tidak mengisi kehidupan kita dengan kegiatan positif, kita tidak mencari kegiatan positif, maka pasti kita isi dengan kegiatan yang negatif atau minimal sia-sia dan kurang bermanfaat. Apalagi bagi seorang pemuda yang jiwanya masih bergelora
2.Banyak Fitnah dan Ujian bagi pemuda termasuk fitnah syahwat
Kebanyakan fitnah dan ujianpemuda adalah lawan jenis. Memang berat..
Atau virus merah jambu? Khamer asmara?
Ada  yang mengatakan bahwasanya cinta memiliki kekuatan,
betapa banyak orang yang mampu menahan puasa seharian penuh…
                mampu menahan bekerja berhari-hari…
                mampu menahan berdiri sholat semalam suntuk …
                tetapi belum tentu dia mampu menahan gejolak cinta …
                Illa man rahimahullah (kecuali mereka yang dirahmati Allah) …
                gejolak cinta bagaikan gejolak air yang mendidih …
                gelembun buih didihnya tidak tertahankan menuju keatas …

Ada  yang mengatakan bahwasanya cinta adalah anugrah,
Karena cinta,  meliuk satu dahan dengan dahan yang lain …
                Karena cinta, rusa jantan tunduk pada rusa betina …
Karena cinta, burung pipit menghampiri bunga di tepi sungai …

Tapi lihat bagaimana tanpa cinta …
Akan menangis tanah yang kering terhadap awan yang hitam …
Bumi tidak akan tertawa walaupun bunganya berkembang di musim semi
Dan tanpa cinta ….
tidak ada lagi bahu untuk bersandar dan …
tidak ada pula pangkuan untuk menangis ..
[terisnpirasi dari Ustadz Armen Halim Naro, Lc rahimahullah]

Ada  yang mengatakan bahwasanya cinta adalah melemahkan
                Lihatlah seorang laki-laki dengan segala kebesarannya…
                Jalannya yang tegak dan gagah…
                Otot kekarnya yang menopang teguh badannya…
                Bibir dan lidahnya yang bersuara lantang…

                Tatkala bertemu dengan pujaan hatinya…
                Melemahlah badannya…
                Seakan-akan lepas sendi-sendinya…
                Bibirnya kaku tak mampu berbicara…

                Dan ilhatlah wanita dengan segala kemanjaannnya…
                Tatkala bertemu dengan tumpuan hatinya…
                Pipinya yang merah semakin memerah…
                 Dan pandangannya yang tunduk semakin menunduk…
                Akan tetapi mencuri pandang…

Ada juga yang mengatakan bahwasanya orang yang jatuh cinta
                Pertama kali kepincut…
                Lalu terhanyut…
                Kemudian bertekuk lutut…
                Cintanya laksana kentut…
                Jika ditahan sakit dan jika dikeluarkan malu…

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.”[6]
Wanitapun demikian, ia saudara kandung laki-laki memiliki perasaan yang sama, memiliki kebutuhan yang sama, lebih-lebi ditambah buaian pujian dan janji angan-angan.
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إنما النساء شقائق الرجال
“Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.” [7]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menghilangkankan akal laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.”[8]
Okelah jika ia bisa menahan godaan syaitan, karena Allah ‘azza wa Jalla berfirman,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً

“sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” [An-Nisa’:76]

Tapi jangan pecaya diri dulu dengan godaan wanita, karena Allah ‘azza wa Jallaberfirman,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya tipu daya kalian para wanita adalah besar/adzim” [Yusuf:28]



3.Syubhat pemikiran dari pemuda serta pemuda yang terlalu semangat (kebablasan)
Karena pemuda sangat kritis dan mudah terpengaruh. Mudah terpancing emosinya serta terkadang labil.

Obat kuat pemuda
1.perkuat Iman dan amal
نْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan. Muslim (no. 2664)
2.mengisi waktu dengan kegiatan positif dan mencari teman-teman yang baik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”[9]
3.untuk mengobati fitnah syahwat dan mabuk cinta dengan puasa dan menikah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لم ير للمتحا بين مثل النكاح
“Tidak diketahui [yang lebih bermanfaat] bagi dua orang yang saling mencinta semisal pernikahan[10]
Ulama pakar hati Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullahu berkata,
وقد اتفق رأي العقلاء من الأطباء وغيرهم في مواضع الأدوية أن شفاء هذا الداء في التقاء الروحين والتصاق البدنين
“Sungguh para dokter dan yang lainnya bersepakat dalam pandangan orang-orang yang berakal mengenai pengobatan, bahwa obat dari penyakit ini [mabuk cinta] adalah bertemunya dua ruh dan menempelnya dua badan [yaitu menikah]”.[11]
4.membaca kisah-kisah pemuda Islam agar menjadi motivasi
Misalnya, Berlomba-lomba ikut perang dan semangat
Ibnu Umarradhiallahu ‘anhu berkata,
عرضنيرسولاللهصلىاللهعليهوسلميومأحدفيالقتال. وأناابنأربععشرةسنة. فلميجزني. وعرضنييومالخندق،وأناابنخمسعشرةسنة. فأجازني.

”Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam menunjukku untuk ikut serta dalam perang Uhud, yang ketika itu usiaku empat belas tahun. Namun beliau tidak memperbolehkan aku. Dan kemudian beliau menunjukku kembali dalam perang Khandaq, yang ketika itu usiaku telah mencapai lima belas tahun.  Beliau pun memperbolehkanku”.[12]

Dari Sa’ad bin Abi Waqqashradhiallahu ‘anhuberkata,
رأيت أخي عمير بن أبي وقاص قبل أن يعرضنا رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلّم يوم بدر يتوارى، فقلت: ما لك يا أخي؟ قال: إني أخاف أن يراني رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلّم فيستصغرني فيردّني، وأنا أحبّ الخروج، لعل اللَّه أن يرزقني الشهادة- قال: فعرض على رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلّم فاستصغره فردّه، فبكى فأجازه، فكان سعد يقول: فكنت أعقد حمائل سيفه من صغره فقتل وهو ابن ست عشرة سنة.

“Aku  melihat saudaraku Umair bin Abi Waqqash -sebelum kami diperlihatkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikuti perang Badr- ia sembunyi-sembunyi. Maka aku berkata, “ada apa denganmu wahai saudaraku?”. Ia berkata, “aku khawatir Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallammelihatku lalu menganggapku masih terlalu kecil sehingga beliau menyuruhku kembali, aku ingin sekali ikut berperang, semoga Allah mengkaruniakan kesyahidan kepadaku.”
Kemudian ia diperlihatkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau mengangap masih kecil dan menolaknya. Maka Umair bin Abi Waqqash menangis sehingga beliau mengizinkannya
Sa’ad berkata, “Aku membantu menyarungkan pedangnya karena ia masih kecil, kemudian ia terbunuh ketika berusia enam belas tahun.”[13]

Demikian semoga bermanfaat

@Pogung Dalangan,  Yogyakarta Tercinta

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Keuntungan Jika Pemuda Sebagai Penggerak Dakwah


Alhamdulillah jika anda mampu menggerakkan para pemuda untuk dakwah, atau anda pemuda yang bisa menggerakkan pemuda lainnya untuk berdakwah,  Misalnya dakwah para mahasiswa sekitar kampus atau para siswa SMA dan SMP
Berikut beberapa keuntungan jika pemuda sebagai penggerak dakwah:

1. Umumnya dakwah bersifat sukarela dan insyaAllah mengharap wajah Allah.
Para pemuda yang belum punya tanggungan anak-istri jika bergerak untuk dakwah secara sukarela mungkin bisa dan tidak menuntut banyak (paling banter ganti uang bensin)

berbeda dengan yang sudah berkeluarga jika diminta banyak berkorban waktu dan tenaga untuk suatu program, meskipun mereka tidak meminta (insyaAllah mereka Ikhlas) tetapi perlu dipertimbangkan semacam “mukafaah” khusus walaupun tidak banyak karena mereka wajib memberikan nafkah
Hal ini cukup bermanfaat bagi yang punya program dakwah tapi minim dana atau masih merintis

2. Pemuda/mahasiswa umumnya masih energik dan bisa bergerak cepat (misalnya tidak ada amanah istri dan anak nunggu di rumah karena mereka juga ada haknya)

Pengalaman kalau ajak rapat dan koordinasi yang masih muda bisa segera cepat berkumpul.

3. Pemuda lebih mudah menjadi eksekutor suatu program dakwah
karena untuk suatu program sukarela berlaku:
“Semua program bagus asalkan ada eksekutornya”
“Eksekutor lebih dibutuhkan daripada konseptor”
Kalau tidak sukarela dan mereka digaji mungkin lebih tidak menjadi masalah dan mereka yang digaji bisa menjadi eksekutor

4. Pemuda lebih memiliki ide-ide kreatif dan mereka memang fase-fase sedang mencari jati diri sehingga sangat baik untuk pengembangan dakwah.
ide dan program akan sejalan dengan perkembangan terbaru.
Semoga kita dan anda bisa menggerakkan dakwah pemuda di daerah kita atau kita sebagai pemuda bisa bergerak untuk dakwah, menyusun program dakwah dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi manusia dan orang banyak.
Demikianlah, karenanya Islam sangat perhatian terhadap pemuda. Karenanya masa muda adalah salah satu yang ditanya dan dipertanggung jawabkan dihari kiamat. yang akan ditanya, yaitu UMUR, MASA MUDA, ilmu dan harta (dari mana dan untuk apa).

PADAHAL MASA MUDA TERMASUK DI DALAM UMUR, akan tetapi masa mudah tetap dipertanggungjawabkan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang MASA MUDANYA dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” ( HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)

Demikian semoga bermanfaat
@Wisma KAGAMA UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
(kabid Pendidikan YPIA Yogyakarta)
Artikel www.muslimafiyah.com


 
Support : BMH Situbondo | PD Hidayatullah Situbondo | LPI Al-Amin
Copyright © 2014. Mujahadah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger